Minggu, 28 November 2010

RESIKO, ANCAMAN DAN EKSPOSUR TERHADAP S.I.A


RESIKO, ANCAMAN DAN EKSPOSUR TERHADAP S.I.A



Nama               :     Awalludin
Npm                :     30108359
Kelas               :     3DB07

SOFSKILL SIA















RESIKO, ANCAMAN DAN EKSPOSUR TERHADAP S.I.A
Akuntansi adalah sistem informasi yang mencatat, mengumpulkan dan mengkomunikasikan data keuangan untuk tujuan pengambilan keputusan. Sistem akuntansi yang efektif memberikan tiga tujuan luas. Pertama, pelaporan internal ke manajer untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan rutin. Kedua, pelaporan internal untuk perencanaan strategik, dan ketiga untuk pihak eksternal yaitu: pemegang saham, pemerintah dan pihak luar lainnya. Ketiga-tiganya dihasilkan melalui pemrosesan data yang disebut transaksi akuntansi.
Pemrosesan data menjadi informasi dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peralatan elektronik berupa komputer. Kemajuan dalam teknologi komputer mempunyai dampak yang luar biasa pada seluruh aspek kegiatan usaha. Akuntansi, sudah barang tentu tidak terlepas dari dampak tersebut. Dalam sistem akuntansi manual, data seba¬gai masukan (input) diproses menjadi informasi sebagai keluaran (output) dengan menggunakan tangan. Pada sistem akuntansi yang berkomputer atau yang lebih sering disebut Pemrosesan Data Elektronik (PDE), data sebagai input juga diproses menjadi informasi sebagai output. Keuntungan yang dapat dilihat secara jelas dari penggunaan komputer ini adalah kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dalam memproses data menjadi informasi akuntansi.
Disamping keuntungan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan komputer sebagai alat pengolah data yaitu resiko-resiko yang khas dalam suatu lingkungan akuntansi berbasis komputer. Auditor harus menyadari resiko-resiko ini karena hal ini merupakan ancaman yang tidak ada dalam proses akuntansi manual.
Resiko-resiko dalam lingkungan pemrosesan data elektronik antara lain:
{slide=1. Penggunaan teknologi yang tidak layak}
Teknologi komputer memberi para analis sistem (system analyst) dan pemrogram (programmer) berbagai kemampuan pemrosesan. Teknologi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan pemakai untuk mengoptimalkan implementasi kebutuhan tersebut. Kekeliruan dalam penandingan antara teknologi dengan kebutuhan pemakai kebutuhan dapat mengakibatkan pengeluaran yang tidak perlu atas sumberdaya organisasi.
Salah satu penyalahgunaan teknologi adalah penggunaan teknologi baru sebelum adanya kepastian yang jelas mengenai kebutuhannya. Banyak organisasi memperkenalkan teknologi database tanpa menetapkan dengan jelas kebutuhan akan teknologi tersebut. Pengalaman menunjukkan bahwa para pemakai awal (new user) suatu teknologi baru seringkali mengkonsumsi jumlah sumberdaya yang cukup besar selama mempelajari cara penggunaan teknologi baru tersebut.
Penggunaan teknologi yang tidak layak antara lain:
  • Analis sistem atau pemrogram tidak mempunyai keahlian yang cukup untuk menggunakan teknologi tersebut.
  • Pemakai yang awam terhadap teknologi hardware yang baru.
  • Pemakai yang awam terhadap teknologi software yang baru.
  • Perencanaan yang minim untuk instalasi teknologi hardware dan software yang baru. {/slide}{slide=2. Pengulangan kesalahan}
Dalam pemrosesan manual, kesalahan-kesalahan dibuat secara individual. Jadi seseorang dapat memproses satu pos dengan benar, membuat kesalahan pada pos berikutnya, memproses 20 pos berikutnya dengan benar dan kemudian membuat kesalahan lainnya lagi.
Dalam sistem yang terotomatisasi, aturan-aturan diterapkan secara konsisten. Jadi, jika aturan-aturannya benar, pemrosesannya akan selalu benar. Tetapi jika aturan-aturannya salah, pemrosesannya akan selalu salah.
Kondisi-kondisi yang mengakibatkan pengulangan kesalahan meliputi:
  • Tidak cukupnya pengecekan atas pemasukan informasi input.
  • Tidak cukupnya tes atas program
  • Tidak dimonitornya hasil-hasil dari pemrosesan {/slide}{slide=3. Kesalahan berantai}
Kesalahan berantai merupakan ‘efek domino’ dari kesalahan-kesalahan di segenap sistem aplikasi. Kesalahan suatu bagian program atau aplikasi akan berakibat pada kesalahan kedua yang meskipun tidak berkaitan di bagian lain aplikasi. Kesalahan kedua ini dapat berakibat kesalahan ketiga dan seterusnya.
Resiko kesalahan berantai sering dikaitkan dengan pelaksanaan perubahan sistem aplikasi. Perubahan dilaksanakan dan diuji dalam program di mana perubahan terjadi. Namun demikian, beberapa kondisi dapat berubah karena adanya perubahan yang menimbulkan kesalahan di bagian lain sistem aplikasi tersebut.
Rantai kesalahan dapat terjadi di antara aplikasi-aplikasi. Resiko ini akan semakin besar sejalan dengan semakin terpadunya aplikasi. {/slide}{slide=4. Pemrosesan yang tidak logis}
Pemrosesan yang tidak logis merupakan akibat dari suatu kejadian yang diotomatisasi yang dapat dikatakan sangat tidak mungkin dalam proses manual. Contohnya adalah pembuatan cek untuk gaji dan upah untuk seorang pegawai yang melampaui Rp. 100 juta. Hal ini mungkin saja terjadi dalam sistem yang terotomatisasi yang timbul karena kesalahan pemrograman atau kesalahan hardware, akan tetapi tidak mungkin terjadi dalam sistem manual.
Kondisi yang dapat mengakibatkan pemrosesan yang tidak logis adalah karena:
  • Field-field yang terlalu kecil atupun terlalu besar.
  • Tidak diceknya nilai-nilai yang cukup besar dan tidak lazim pada dokumen output.
  • Tidak diamatinya dokumen-dokumen output.{/slide}{slide=5. Ketidakmampuan menerjemahkan kebutuhan pemakai ke dalam persyaratan teknis.}Salah satu kegagalan utama pengolahan data adalah adanya kegagalan komunikasi antara para pemakai dengan personil teknis. Dalam banyak kasus, para pemakai tak dapat menyatakan dengan baik kebutuhan-kebutuhan mereka dalam cara yang memudahkan proses penyiapan aplikasi komputer. Sebaliknya, orang-orang teknis komputer seringkali tidak mampu menyerap dengan baik kepentingan dan permintaan para pemakainya. Resiko pemuasan kebutuhan ini merupakan resiko yang kompleks.
Resiko yang timbul meliputi kegagalan untuk mengimplementasikan kebutuhan karena para pemakai tidak memiliki kemampuan teknis. Dampaknya adalah kebutuhan yang diimplementasikan adalah kebutuhan yang tidak layak karena personil teknis tidak memahami kebutuhan sebenarnya dari pemakai. Akibat lainnya adalah munculnya sistem manual yang semakin besar untuk menutup kelemahan-kelemahan dalam aplikasi komputer.
Kondisi ketidakmampuan menerjemahkan kebutuhan pemakai ini disebabkan antara lain:
  • Para pemakai tidak memiliki keahlian teknis EDP
  • Orang-orang teknis tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai permintaan pemakai.
  • Ketidakmampuan untuk merumuskan permintaan dengan cukup terinci.
  • Sistem yang digunakan oleh banyak ‘user’ tanpa ada ‘user ‘ yang bertanggung jawab atas sistem tersebut. {/slide}{slide=6. Ketidakmampuan dalam mengendalikan teknologi.}Pengendalian memang sangat diperlukan dalam penggunaan lingkungan berteknologi. Pengendalian-pengendalian akan menjamin bahwa versi yang tepat berada digunakan pada saat yang tepat; bahwa file-file yang tepat digunakan; bahwa para operator komputer melaksanakan instruksi yang tepat; prosedur yang memadai dikembangkan untuk mencegah, mendeteksi dan memperbaiki permasalahan yang terjadi; dan bahwa data yang tepat disimpan dan kemudian diperoleh dengan mudah jika diperlukan.
Kondisi yang menimbulkan teknologi yang tak terkendali mencakup:
  • Pemilihan kemampuan pengendalian sistem yang ditawarkan oleh rekanan pemrogram sistem yang tanpa memperhatikan kebutuhan audit.
  • Terlalu banyaknya pengendalian yang dikorbankan demi menjaga efisiensi operasi.
  • Prosedur-prosedur untuk memulai kembali/pemulihan (recovery data) yang tidak memadai.{/slide}{slide=7. Pemasukan data yang tidak benar}
Data dimasukkan dalam berbagai cara. Ada yang sistem batch atau on-line dengan melalui berbagai media input seperti key-to-disk, scanner dan sebagainya. Data input yang salah atau palsu merupakan penyebab yang paling sederhana dan paling lazim dari prestasi yang tidak diinginkan dalam suatu sistem aplikasi.
Dikalangan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia komputer ada istilah GIGO (Garbage In Garbage Out), artinya bila ada data masukan (input) yang diolah salah maka informasi yang dihasilkan juga akan salah
Kondisi yang dapat menimbulkan kesalahan pemasukan data, antara lain:
  • Nilai-nilai data sumber yang tidak layak atau tidak konsisten mungkin tidak dideteksi.
  • Kesalahan manusiawi dalam mengetik (keying) data atau kesalahan-kesalahan selama transkripsi mungkin tidak dideteksi.
  • Record data yang tidak lengkap atau diformat secara buruk mungkin diterima seakan-akan record itu lengkap.
  • Kesalahan mekanis peralatan hardware.
  • Kesalahan interpretasi karakter-karakter atau pengertian input yang dicatat secara manual.
  • Kesalahan prosedur pemasukan data.{/slide}{slide=8. Data yang terkonsentrasi.}
Dalam sistem manual, data ditimbun dan disimpan di berbagai tempat, jadi sukar bagi seseorang yang tak berwenang menghabiskan banyak waktu untuk melihat-lihat lemari-lemari arsip atau bidang penyimpanan manual lainnya.
Aplikasi yang dikomputerisasi seringkali memusatkan data dalam suatu format yang mudah diakses. Seseorang yang tak berwenang dapat melihat-lihat dengan menggunakan program komputer. Ini akan sulit dideteksi tanpa adanya pengamanan yang memadai. Selain itu, data dapat disalin dengan cepat tanpa meninggalkan jejak yang dapat terlihat atau menghancurkan data orisinilnya. Jadi, pemilik data tidak akan sadar bahwa data tersebut telah dicuri atau dirusak.
Teknologi database ternyata telah meningkatkan resiko manipulasi data dan pencurian nilai informasi itu bagi seseorang yang tidak berwenang. Sebagai contoh, informasi mengenai seseorang dalam aplikasi gaji dan upah terbatas pada pembayaran berjalan. Tetapi kalau data tersebut disertai dengan riwayat personil, maka bukan hanya informasi pembayaran berjalan saja yang tersedia akan tetapi juga riwayat pembayaran gaji, keahlian individual, tahun masa kerja, perkembangan pekerjaan dan mungkin juga mengenai evaluasi prestasi.
Konsentrasi data meningkatkan permasalahan mengenai reliabilitas (andalnya) data yang lebih besar dari sekadar sekeping data atau sebuah file data saja. Jika fakta yang dimasukkan ternyata salah, semakin banyak aplikasi yang mengandalkan data tersebut, semakin besar dampak kesalahannya. Selain itu, semakin banyak aplikasi yang menggunakan data yang terkonsentrasi, semakin besar dampaknya jika data tersebut hilang karena problem yang terjadi pada hardware atau software yang digunakan untuk memroses data tersebut.
Kondisi yang dapat menimbulkan permasalahan akibat konsentrasi data mencakup:
  • Tidak memadainya pengendalian akses yang memungkinkan akses yang tidak berwenang ke data.
  • Data yang salah dan dampaknya terhadap pemakai data tersebut.
  • Dampak gangguan-gangguan hardware dan software yang menyediakan data bagi para pemakai.{/slide}{slide=9. Ketidakmampuan dalam mendukung pemrosesan.}
Aplikasi yang dikomputerisasi harus memiliki kemampuan untuk mendukung pemrosesan. Dukungan ini meliputi baik kemampuan untuk merekonstruksi pemrosesan suatu transaksi saja maupun kemampuan untuk merekonstruksi total pengendalian. Aplikasi-aplikasi yang dikomputerisasi harus dapat menghasilkan semua sumber transaksi yang mendukung pengendalian menyeluruh. Tujuannya adalah untuk tujuan perbaikan kesalahan dan pembuktian kebenaran pemrosesan. Kalau terjadi kesalahan, personil komputer harus menunjukkan penyebab kesalahan itu sehingga penyebab-penyebab itu dapat diperbaiki. Auditor seringkali memverifikasi kebenaran pemrosesan, yaitu apakah pemrosesan data telah benar.
Kondisi yang dapat mengakibatkan timbulnya ketidakmampuan untuk penyediaan pendukung pemrosesan antara lain:
  • Bukti pendukung tidak disimpan cukup lama
  • Biaya untuk mendukung pemrosesan melebihi manfaat yang dapat diperoleh dari proses.{/slide}
{slide=10. Penyalahgunaan pemakai akhir (end user)}
Sistem aplikasi didesain untuk melayani pemakai akhir, tetapi mereka juga dapat menyalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak diinginkan. Seringkali sangat sulit menentukan apakah pengguanaan sistem tersebut sesuai dengan pelaksanaan masing-masing pekerjaan mereka yang sah.
Seorang karyawan mungkin mengubah informasi untuk penggunaan tidak sah; misalnya, ia mungkin menjual data rahasia mengenai informasi kepada perusahaan lain atau pesaing. Atau ia dapat menggunakan sistem untuk kepentingan pribadinya. Atau karyawan yang tidak puas atau yang dipecat mungkin merusak atau mengubah record – sedemikian rupa, sehingga record-record pendukungnya juga rusak dan tidak berguna.
{/slide}
{slide=11. Kesalahan prosedur pada fasilitas EDP}
Baik kesalahan maupun tindakan yang tak sengaja dilakukan oleh staf operasi EDP dapat menimbulkan prosedur-prosedur yang tidak tepat dan pengendalian yang terlambat dan mungkin kehilangan-kehilangan dalam media penyimpanan dan output.
Contohnya antara lain:
  • File-file mungkin rusak selama reorganisasi database atau selama membersihkan ruang disk.
  • Pemeliharaan hardware mungkin dilakukan sementara data tengah berada dalam posisi on-line.
  • Suatu program mungkin dilaksanakan dua kali dengan menggunakan sebuah transaksi yang sama.
  • Pengawasan personel operasi yang tidak memadai selama pergantian jam istirahat.
  • File-file atau disk yang penting mungkin disusun tanpa adanya penulisan yang dilindungi atau label yang gampang terhapus.{/slide}{slide=12. Kesalahan-kesalahan program}
Meskipun program dirancang dan dikembangkan melalui prosedur yang pengujian dan review yang memadai namun demikian masih mungkin akan berisikan kesalahan yang tidak memadai. Selain itu para pemrogram dapat dengan sengaja memodifikasi program untuk menghasilkan pengaruh sampingan yang tidak diinginkan, atau mereka dapat menyalahgunakan program yang menjadi tanggungjawab mereka.
Contohnya antara lain:
  • Record-record mungkin dihapus dari file penting tanpa ada jaminan bahwa record yang dihapus tersebut dapat direkonstruksi kembali.
  • Para pemrogram mungkin menyelipkan perintah tertentu dalam program yang dapat memanipulasi data untuk kepentingan mereka sendiri.
  • Perubahan-perubahan program tidak diuji dengan cukup memadai sebelum digunakan dalam pelaksanaan produksi.
  • Perubahan program dapat menimbulkan kesalahan baru karena adanya interaksi yang tak terduga diantara modul-modul program.
  • Program tidak mampu mendeteksi kesalahan-kesalahan yang terjadi hanya untuk kombinasi input yang tidak lazim ( mis. program yang diharapkan dapat menolak semua nilai kecuali rentang nilai tertentu ternyata dapat menerima nilai tambahan).
  • Para pemrogram mungkin tidak menyediakan suatu log (catatan perubahan) atau salinan pendukung untuk memformalisasikan aktivitas aplikasi.{/slide}{slide=13. Kerusakan sistem komunikasi.}
Informasi yang dikirim atau disebarkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya melalui jalur komunikasi adalah rawan terhadap kerusakan yang tidak sengaja atau penyadapan serta modifikasi dengan sengaja oleh pihak yang tidak berwenang.
Kerusakan yang tidak sengaja:
  • Kesalahan komunikasi yang tidak dideteksi dapat menghasilkan data yang tidak benar atau berubah.
  • Informasi mungkin tak sengaja diarahkan ke terminal yang salah.
  • Sinyal komunikasi mungkin meninggalkan penggalan-penggalan pesan yang tak terlindungi dalam memori selama interupsi pemrosesan yang tidak terduga atau tiba-tiba.
  • Protocol komunikasi mungkin tidak mengidentifikasi secara positif pengirim atau penerima pesan.
Tindakan-tindakan yang disengaja:
  • Jalur komunikasi mungkin dipantau oleh orang-orang yang tidak berwenang.
  • Data atau program mungkin dicuri oleh ‘pemakai gelap’ melalui sirkuit telepon dari suatu terminal entri jarak jauh.
  • Jika digunakan sandi, kunci-kuncinya mungkin dicuri.
  • Pesan-pesan palsu mungkin diselipkan ke dalam sistem aplikasi.
  • Pesan-pesan benar mungkin dihapus dari dalam sistem aplikasi.
{/slide}
Adanya kelemahan-kelemahan seperti tersebut diatas, pengendalian akuntansi sangat diperlukan dalam Pengolahan Data Elektronik (PDE). Pengolahan data elektronik adalah pengolahan data yang menggunakan komputer. Pengendalian akuntansi ini bertujuan untuk menghasilkan informasi yang dapat dipercaya. Pengendalian akuntansi mempunyai tujuan utama menga¬mankan harta kekayaaan perusahaan dan menjamin kebenaran data serta ketepatan data akuntansi.


Sistem Informasi Akutansi (SIA) ter, ancaman terhadap SIA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM adalah Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Elemen sistem :
Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi suatu susunan dasar adalah Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan.

Jenis Sistem :
-Sistem Lingkaran Terbuka adalah sistem yang tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan.
-Sistem Lingkaran Tertutup adalah sistem yang disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan.

Sifat Sistem :
1.Sistem terbuka : Sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya.
2.Sistem Tertutup : Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan lingkungannya.

Sistem Fisik : sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik
Sistem Konseptual : sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual (data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.


Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer

Fokus Awal Pada Data
Pada awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan digunakan nama EDP yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling dasar dalam setiap perusahaan. Sekarang kita menggunakan istilah SIA untuk menggantikan EDP.

Fokus Baru Pada Informasi
Konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen.

Fokus Revisi Pada Pendukung Keputusan
Sementara SIM terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan baru dengan nama DSS, yaitu sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer.

Fokus Sekarang Pada Komunikasi
Penerapan OA (Office Automation) untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan alat-alat elektronik.

Fokus Potensial Pada Konsultasi
Saat ini sedang berlangsung gerakan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) bagi masalah-masalah bisnis. Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia.

Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1.SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2.Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3.Menangani data rinci
4.Berfokus historis
5.Menyediakan informasi pemecahan minimal

Perbedaan SIA dan SIM :
SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi

2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan


Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.

Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1.Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2.Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.

Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1.Sistem Akuntansi Biaya
2.Sistem Budgeting

Sistem Akuntansi Biaya
à Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan

Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1.Analisa Perilaku
2.Metode kuantitatif
3.Komputer

Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.

Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.

Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

CONTOH APLIKASI SISTEM INFORMASI AKUTANSI
Suatu software terbaik yang bisa digunakan untuk pembelajaran SIA adalah DBMS Microsoft Access.

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERNAL (SIA)

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN
PROSES PENGENDALIAN INTERNAL

Perlunya Pengendalian
Pengendalian dan Eksposur
Eksposur mencakup potensi dampak financial akibat suatu kejadian dikalikan dengan probabilitas terjadinya kejadian tersebut. Eksposur adalah risiko dikalikan konsekuensi financial atas risiko tersebut.

Eksposur Umum
1. Biaya yang terlalu tinggi
Harga yang dibayarkan untuk pembelian barang yang digunakan dalam organisasi bisa saja terlalu mahal. Cek bisa saja dibayarkan kepada karyawan yang tidak bekerja dengan efektif dan efisien.
2. Pendapatan yang Cacat
Biaya terutang tidak tertagih dari penjualan kredit terlalu banyak. Barang dagangan telah dikirim ke pelanggan tetapi tidak tercatat sehingga tidak ditagih.
3. Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva
Aktiva dapat hilang sebagai akibat pencurian, tindakan kekerasan, atau bencana alam. Kas, baha baku, atau peralatan dapat rusak atau salah penempatan.
4. Akuntansi yang Tidak Akurat
Kebijakan dan prosedur akuntansi dapat salah, tidak tepat, atau secara signifikan berbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat mencakup kesalahan penilaian transaksi, kesalahan waktu pencatatan, atau kesalahan klasifikasi transaksi.
5. Interupsi Bisnis
Interupsi bisnis mencakup penghentian sementara suatu operasi bisnis, penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan suatu usaha.
6. Sanksi Hukum
Penghentian kegiatan bisnis bisa saja terjadi sebagai hukuman dari lembaga pemerintah jika perusahaan melakukan perbuatan yang melanggar hukum.

7. Ketidakmampuan untuk bersaing
Ketidakmampuan ini dapat terjadi sebagai akibat kombinasi berbagai eksposur yang telah dibahas sebelumnya dan bia juga sebagai akibat ketidakefektifan keputusan manajemen.
8. Kecurangan dan Pencurian
Kecurangan dan pencurian dapat dilakukan oleh pihak eksternal di luar perusahaan ataupun pihak internal di dalam perusahaan. Biaya yang terlalu tinggi, pendapatan yang cacat, kehilangan aktiva, ketidakakuratan catatan akuntansi, interupsi bisnis,sanksi hukum, dan ketidakmampuan untuk bersaing, semuanya bisa saja merupakan dampak dari kecurangan dan pencurian.

Kecurangan dan Kejahatan Kerah Putih
Kejahatan kerah putih menggambarkan serangkaian aktivitas illegal yang terjadi sebagai bagian dari pekerjaan pelaku kejahatan. Kejahatan kerah putih terjadi pada saat kekayaan perusahaan digunakan menyimpang dari manfaat aktiva yang sesungguhnya.
Ada 3 bentuk kejahatan kerah putih :
1. Kecurangan manajemen
Meliputi penyalahgunaan atau kesalahan interpretasi terhadap aset baik oleh karyawan atau pihak ketiga di luar perusahaan, atau keduanya.
2. Pelaporan keuangan yang menyesatkan
Tindakan sengaja atau tidak sengaja, sebagai akibat niat hati atau kekhilafan, yang menyebabkan informasi dalam laporan keuangan secara material mengganggu pengambil keputusan.
3. Kejahatan korporat
Merupakan kejahatan kerah putih yang menguntungkan suatu perusahaan atau organisasi, dan bukan hanya menguntungkan individu tertentu yang melakukan kecurangan.

Pemrosesan Komputer dan Eksposur
Banyak aspek dari pemrosesan komputer yang cenderung meningkatkan eksposur organisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Pemrosesan data secara mekanis, penyimpanan data secara mekanis, dan kompleksitas pemrosesan merupakan aspek pemrosesan komputer yang dapat meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat eksposur yang dihadapi organisasi, tidak peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan ataupun tidak.

Tujuan Pengendalian dan Siklus Transaksi
Pengendalian berguna untuk mengurangi eksposur. Analisis eksposur dalam suatu organisasi sering berhubungan dengan konsep siklus transaksi. Sekalipun tidak ada dua organisasi yang benar-benar sama, pada umumnya organisasi menghadapi kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian tersebut menghasilkan transaksi yang dapat dikelompokkan sesuai dengan empat siklus aktivitas bisnis, yaitu :
1. Siklus pendapatan : Kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain dan penagihan atas pembayaran yang terkait dengan distribusi barang dan jasa tersebut.
2. Siklus pengeluaran : Kejadian yang terkait dengan akuisisi barang dan jasa dari entitas lain dan pelunasan kewajiban terkait dengan akuisisi tersebut.
3. Siklus produksi : Kejadian yang terkait dengan transformasi bahan baku menjadi barang dan jasa.
4. Siklus keuangan : Kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengelolaan dana dan modal, termasuk kas.

Komponen Proses Pengendalian Internal
Proses pengendalian internal suatu organisasi terdiri dari lima elemen : lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan. Konsep pengendalian internal didasarkan pada dua premis utama, yaitu tanggung jawab dan jaminan yang masuk akal.

Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk membangun, mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu.
Faktor yang tercakup dalam lingkungan pengendalian adalah :
1. Nilai-nilai integritas dan etika
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Filosofi manajemen dan gaya operasi
4. Struktur organisasi
5. Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitenya
6. Cara pembagian otoritas dan tanggung jawab
7. Kebijakan sumber daya manusia dan prosedur

Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko, komponen kedua dari pengendalian internal, merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang memengaruhi tujuan perusahaan.

Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik.
Tujuan pengendalian :
1. Rencana organisasi mencakup pemisahan tugas untuk mengurangi peluang seseorang dalam suatu posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan atau kesalahan menjalankan tugas sehari-hari mereka.
2. Prosedur mencakup perancangan dan penggunaan dokumentasi dan catatan yang berguna untuk memastikan pencatatan transaksi dan kejadian yang tepat.
3. Akses terhadap aktiva hanya diberikan sesuai dengan otorisasi manajemen.
4. Cek independen dan peninjauan dilakukan sebagai wujud akuntabilitas kekayaan perusahaan dan kinerja.
5. Pengendalian proses informasi diterapkan untuk mengecek kelayakan otorisasi, keakuratan, dan kelengkapan setiap transaksi.

Informasi dan Komunikasi
Merupakan komponen pengendalian internal yang keempat. Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait.

Komunikasi
Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai semua kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian. Komunikasi yang baik membutuhkan komunikasi oral yang efektif, manual prosedur yang memadai, manual kebijakan, serta berbagai jenis dokumentasi yang lain.
Komunikasi yang efektif juga membutuhkan aliran arus informasi dalam organisasi yang memadai. Informasi semacam ini dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja, membuat laporan perkecualian, dan lain sebagainya.

Pengawasan
Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus-menerus, atau evaluasi terpisah, atau kombinasi keduanya. Tujuan fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan menyediakan bagi manajemen hasil analisis dan hasil penilaian aktivitas dan sistem seperti :
1. Sistem informasi organisasi
2. Struktur pengendalian internal organisasi
3. Sejauh mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana
4. Kualitas kinerja personel organisasi

Pengendalian Pemrosesan Transaksi
Merupakan satu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen proses pengendalian internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu di setiap siklus transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi mencakup pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum memengaruhi semua pemrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk setiap aplikasi tertentu.

Pengendalian Umum
Pengendalian umum mencakup hal-hal berikut ini :
1. Perencanaan organisasi pemrosesan data
2. Prosedur operasi secara umum
3. Karakteristik pengendalian peralatan
4. Pengendalian akses data dan peralatan
Pengendalian Aplikasi
Dikelompokkan menjadi pengendalian input, pengendalian proses, serta pengendalian output. Pengelompokan ini terkait dengan langkah-langkah dalam siklus pemrosesan data.
1. Pengendalian input dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pada tahap penginputan data.
2. Pengendalian proses dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa pemrosesan telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan bahwa tidak ada transaksi yang terlewat yang tidak diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang mestinya tidak ikut diproses.
3. Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses yang telah dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa output telah didistribusikan secara tepat.

Pengendalian Preventif, Detektif, dan Korektif
Pengendalian dikelompokkan berdasarkan sifat :
1. Pengendalian preventif berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan.
2. Pengendalian detektif berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan kecurangan yang telah terjadi.
3. Pengendalian korektif berperan untuk membetulkan kesalahan yang telah terjadi

Jumat, 12 November 2010

PROPOSAL E-BUSINESS


PEMBUATAN PROSAL E-BUSINESS PLAN
SERVICE DAN PENJUALAN PERLENGKAPAN
KOMPUTER










































Awalludin
30108359
3db07














PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi modern sekarang ini komputer / laptop adalah sebuah alat yang sudah sangat pupuler. komputer telah memberikan berbagai macam kemudahan bagi maunusia dalam melaksanakan berbagai macam aktivitas harian. Menonton film, bermain game, menyelesaikan tugas hingga melaksanakan pekerjaan kantoran kesemuanya sekarang sudah tidak terlepas dari komputer karena semua hal tersebut dapat dilaksanakan dalam satu alat yang bernama komputer tersebut.
Melihat paradigma dan perkembangan kepopuleran komputer dalam masyarakat, kita dapat mencermati bahwa hampir semua lapisan masyarakat sudah bisa untuk menjalankan / mengoperasikan komputer namun tenaga yang bisa untuk memberikan jasa service komputer masih amat terbatas. Dengan latar belakang pendidikan pada jurusan informatika universitas muhammadiyah malang dan melihat peluang bisnis yang terbuka lebar tersebut, kami bermaksud untuk membuka usaha sevice computer yang mampu memberikan hasil kerja yang berkwalitas dengan pelayanan yang sangat memuaskan.

1.2  Tujuan Pembangunan Usaha

Dalam pembangunan usaha ini terdapat beberapa tujuan yang hendak ingin dicapai
yang merupakan indikator dasar pembuatan usaha ini :

1.      Media dalam mengimplementasikan ilmu yang telah didapat selama kuliah.
2.      Membantu masyarakat yang kesulitan ketika komputenya rusak dengan cara
menawarkan jasa service.
3.      Memanfaatkan peluang usaha yang memiliki prospek yang amat menjanjikan untuk
kedepanya.
4.      Membuka peluang kerja baru bagi mahasiswa informatika yang baru lulus.


II. ANALISA PRODUK

2.1 Produk Yang Ditawarkan

Produk yang ditawarkan kepada konsumen dalam usaha ini adalah berupa jasa servis
dan penjualan perlengkapan computer.

2.1.1 Jenis servis komputer yang nanti akan kami tawarkan meliputi :

>Servis hardware
Servis hardware nantinya meliputi perbaikan pada bagian fisik komputer yang
mengalami kerusakan seperti masalah pada hardisk, ram, dvd rom / rw dan lain-lain.
>Software.
Untuk kerusakan pada software, nantinya kami menangani masalah seperti masalah virus atau kesalahan penggunaan yang berakibat pada rusaknya system operasi pelanggan tersebut.


2.1.2 Jenis penjualan perlengkapan computer yang akan dijual adalah :

>Aksesoris computer (Pelindung keyboard dan desktop, Speker, pembersih
computer dan lain-lain.)
>Perlengkapan suku cadang computer (Ram, Hardisk, keyboard PC, dan lain-lain.)


2.2 Keunggulan Produk
. Keunggulan usaha yang kami tawarkan disini telah kami analisa dengan baik sehingga dengan keunggulan-keunggulan tersebut kami dapat menarik konsumen lebih banyak. Keunggulan-keunggulan tersebut adalah :
1. Konsultasi kerusakan computer secara gratis.
Konsumen dapat mengkonsultasikan kerusakan komputenya secara gratis lewat e-mail
atau lewat group facebook yang telah kami buat.

2. Penanganan servis oleh tenaga yang berkompeten dalam bidangnya.
Tenaga kerja yang menangani masalah servis adalah mahasiswa teknik informatika yang
memiliki wawasan tentang computer.

3. Adanya jaminan terhadap barang yang diservis.
Kami memberikan garansi atas computer yang kami servis
4. Harga perlengkapan komputer yang lebih murah.
Barang yang kami jual diambil langsung dari prodesen sehingga jual kekonsumen murah.




II.                ANALISA PASAR


3.1 Peluang Pasar
Peluang pasar yang dimiliki usaha jasa servis dan penjualan perlengkapan komputer ini sangat menjajikan. Tingkat kebutuhan masyarakat terutama masyarakat perkotaan akan komputer dan hal-hal lain yang terkait dengannya terlihat menggalami peningkatan yang cukup signifikan. Salah satu indikator meningkatnya kebutuhan masyarakat akan komputer adalah semakin genjarnya perusahaan-perusaan computer yang saling berupaya untuk menghadirkan sebuah terobosan teknologi computer terbaru yang bisa menampung dan menunjang segala kegiatan kehidupan dengan disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada. Dengan semakin banyaknya computer yang terjual di masyarakat maka keperluan perawatan dan servis pasti akan sangat diperlukan, latar belakang pendidkan yang berbeda membuat tidak semua masyarakat bisa untuk memberikan servis yang baik kepada computer yang dimilikinya. Peluang inilah yang nanti bisa kita manfaatkan untuk menghasilkan sebuah usaha yang dapat memberikan keuntungan yang banyak.
3.2 Segmentasi Pasar
Sasaran usaha jasa servis dan penjualan perlengkapan komputer ini pada dasarnya tidak dibedakan karena yang terpenting adalah orang tersebut memilki komputer yang menggalami kerusakan. Terlepas dari pandangan segmentasi pasar secara umum tersebut kita juga dapat menggelompokan sasaran usaha ini secara khusus. Penggelompokan secara khusus ini didasarkan pada objek yang paling banyak menggunakan komputer. Dalam penggelompokan ini para pegawai kantor dan mahasiwa merupakan sasaran dari segmentasi pasar ini.






3.3 Analisa Pelanggan

Karakteristik dari pelanggan :

>Geografi        : Perkotaan
>Status            : Belum menikan-Menikah
>Sex                : Laki-laki dan Perempuan
>Pekerjaan      : Pegawai kantor dan Mahasiswa
>Umur             : Remaja dan Dewasa




3.4 Media Promosi Yang Digunakan
Promosi dilakukan dengan cara online dan offline yang ini dimaksudkan agar penyampaian promosi ke masyarakat dapat lebih cepat diserap. Pelaksanaan promosi direncanakan akan dilakukan selama empat bulan. Berikut adalah media promosi yang digunakan :
  1. Internet

Memasang iklan lewat internet seperti lewat facebook atau website yang menyediakan
layanan iklan.

  1. Surat kabar.

Agar masyarakat yang suka membaca berita lewat Koran dapat menyerap informasi
promosi tersebut.

  1. Radio

Radio saat ini bisa didengar oleh masyarakat secara lebih luas dan tidak terbatasi oleh
factor ekonomi.

  1. Penyebaran brosur.

Dilakukan sebagai upaya promosi penunjang dari promosi-promosi yang sudah ada.
Penyebaran brosur dilakukan di kantor dan universitas yang tersebar dikota malang.





3.5 Strategi Pemasaran
Agar usaha jasa servis dan penjualan perlengkapan komputer ini dapat dengan cepat menarik perhatian masyarakat dan mampu popular diantara sekian banyak usaha sejenis yang sudah ada, maka berikut adalah strategi pemasaran yang nanti akan kami kembangkan :
1.    Melakukan promosi khusus selama dua minggu sebelum usaha ini benar-benar dibuka, ini adalah terobosan awal agar masyarakat mengetahui akan hadirnya usaha ini.
2.    Memberikan diskon khusus selama satu minggu kepada konsumen yang melakukan
servis atau membeli perlengkapan computer dalam jangka waktu tersebut.
3.    Membuat sebuah group pada salah satu situs jaringan social seperti facebook yang bertujuan untuk membuka semacam media untuk berdiskusi tentang usaha yang dikembangkan ini. Pada bulan pertama ditargetkan seluruh mahasiswa informatika anggkatan 2007 telah bergabung dalam komunitas ini.
4.    Melakukan kerja sama dengan beberapa penyelengara usaha sejenis yang letaknya
berada pada sebuah lokasi yang berbeda agar produk dapat lebih mudah terjual.




3.6 Analisa Pesaing
Peluang usaha yang memilki potensi besar tentunya akan mendapat pesaing-pesaing yang berkwalitas pula. Begitu juga dengan usaha yang akan kita bangun kali ini, Terdapat beberapa pesaing yang menurut kami mampu untuk memberikan pengaruh terhadapat perkembangan usaha yang akan kita jalankan ini kedepanya. Berikut adalah beberapa pesaing yang akan kita hadapai serta kekuatan yang mereka miliki saat ini :



  1. Borneo komputer.

Mereka memberikan penawaran harga yang relative murah serta memilki cabang
dibeberapa daerah yang tersebar dikota malang.

  1. Kirana aktif.

Memilki cabang pemasaran yang sudah tersebar dikota malang dan memiliki stategi
bisnis yang bagus yang terlihat dari ramainya konsumen yang datang.

  1. Bio Komputer.

Mereka memilki cabang yang banyak dikota malang serta tenaga kerja yang memilki
kwalitas baik



IV. ANALISA PRODUKSI DAN OPERASI


4.1 Proses Produksi
Untuk mendukung proses produksi dan pelayanan pada usaha ini kami memilki beberapa tenaga kerja. Sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan, tenaga kerja yang ada merupakan orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan computer baik itu yang secara langsung menangani masalah servis ataupun yang menjadi mediator dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari konsumen yang masuk lewat media internet. Untuk masalah barang-barang yang dijual kami secara langsung memesan dari produsen atau agen resmi.

4.2 Bahan Yang Diperlukan


Untuk menjalankan usaha ini berikut adalah bahan-bahan serta perlengkapan yang
kami butuhkan yang nanti akan mendukung kelancaran usaha ini :

1. Komputer
2. Tools yang digunakan untuk melakukan service.
3. Printer.
4. Alat komunikasi (HP / Telepon).
5. Buku dan alat tulis serta kwitansi toko.
6. Akses Internet.


V. ANALISA KEUANGAN


5.1 Modal Awal (Fixed Cost)

Berikut adalah perincian modal awal serta penggunaanya :
1. Sewa tempat 1 tahun                                  :  Rp. 6.000.000
2. Computer kantor                                         :  Rp. 4.000.000
3. Perlengkapan ruangan                                 :  Rp. 3.000.000
4. Tools service                                               :  Rp. 2.000.000
5. Perlengkapan Hardware                              :  Rp. 20.000.000
6. Perlengkapan software                                :  Rp. 3.000.000
7. Aksesoris komputer                                    :  Rp. 2.000.000
TOTAL MODAL                                         :  Rp. 40.000.000

5.2 Pendapatan

1. Servis computer                                          :  Rp. 1.500.000
2. Penjualan peralatan hardware                     :  Rp. 10.000.000
3. Penjualan software                                      :  Rp. 1.500.000
3. Penjualan aksesoris computer                     :  Rp. 1.000.000
TOTAL PENDAPATAN / BULAN           :  Rp. 14.000.000

5.3 Variabel Cost

1. Gaji karyawan                                             :  Rp. 5.000.000
2. Transportasi                                                 :  Rp. 500.000
3. Rekening listrik                                           :  Rp. 100.000
4. Rekening Air                                               :  Rp. 100.000
5. Akses internet                                             :  Rp. 200.000
6. Lain-lain                                                      :  Rp. 500.000
TOTAL OPERASIONAL                           :  Rp. 6.400.000








5.3 ANALISA BEP



BEP    =             Total fixed cost
     ( Pendapatan– Variable cost)


=          40.000.000
            14.000.000 – 6.400.00

=          5,4 bulan


Jadi modal kita dapat kembali dalam jangka waktu 5,4 bulan ( 5 bulan 1 minggu )

















VI. PERSONALIA DAN JADWAL KEGIATAN

6.1 Personalia

Berikut adalah orang-orang yang akan bergabung dalam membangun usaha ini :

>Rizka Fajarini            07560292

>Syakban Nashir         07560293

>Very Wahyu S.         07560297


6.2 Struktur Organisasi




















VII. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, besar kiranya harapan kami agar kedepanya usaha ini dapat benar-benar dibangun karena melihat peluang usaha yang sangat menjanjikan. Dengan adanya proposal ini kami berharap dapat menjadi referensi untuk pembuatan proposal kedepannya.




Daftar pustaka : http://www.scribd.com/doc/29049231/Proposal-e-Bisnis